5.1 Data Digital, Sinyal-Sinyal Digital
Sebuah data digital adalah serangkaian pulsa tegangan diskrit, Masing-masing pulsa adalah sebuah elemen sinyal. Data biner ditransmisikan dengan mengkodekan setiap bit ke dalam elemen-elemen sinyal. Jika elemen-elemen sinyal semuanya memiliki tanda aljabar yang sama, yaitu positif atau negatif, maka sinyal tersebut adalah unipolar. Pada pensinyalan polar, satu kondisi logika direpresentasikan oleh tingkat tegangan positif, dan lainnya dengan dengan tingkat tegangan negatif. Pada kecepatan pensinyalan data, atau kecepatan data, dari sebuah sinyal adalah kecepatan dalam bit per detik, di mana data ditransmisikan. Durasi atau panjang bit adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk transmitter memancarkan bit; untuk kecepatan data R, durasi bit adalah 1/R. Sebaliknya, kecepatan modulasi adalah kecepatan di mana tingkat sinyal diubah. Hal ini bergantung pada sifat alami pengkodean digital, seperti yang dijelaskan sebelumnya. Akhirnya, istilah yanda dan ruang, untuk alasan historis, mengacu pada digit biner 1 dan 0 secara berurutan. Tabel 5.1 meringkas istilah-istilah penting; hal ini seharusnya lebih jelas ketika melihat sebuah contoh berikutnya, di bagian ini.
Terdapat faktor lin yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja, dan itu adalah skema pengkodean. Skema pengkodean hanyalah sebuah pemetaan dari bit data ke elemen sinyal. Berbagai pendekatan telah dicoba. Apa yang mengikutinya, kita mendeskripsikan beberapa dari yang paling umum; mereka mendefinisikan dalam tabel 5.2.
Tabel 5.2 Definisi format pengkodean sinyal digital
Sebelum mendeskripsikan teknik-teknik ini, mari kita amati cara-cara berikut dari mengevaluasi dan membandingkan berbagai teknik.
Teknik pengkodean sinyal digital :
Teknik-Teknik Scrambling
Meskipun teknik-teknik biphase telah mencapai penggunaan meluas dari aplikasi Local Area Network pada kecepatan data yang relatif tinggi (sampai 10 Mbps), mereka belum digunakan secara luas dalam aplikasi-aplikasi jarak jauh. Alasan utama untuk hal ini adalah mereka membutuhkan kecepatan pensinyalan tinggi relatif terhadap kecepatan data. Jenis ketidakefisienan ini lebih mahal dibandingkan aplikasi jarak jauh. Pendekatan lain adalah menggunakan beberapa jenis skema scrambling.
5.2 Data Digital, Sinyal-Sinyal Analog
Sekarang, kita beralih pada kasus pentransmisian data digital menggunakan sinyal-sinyal analog. Penggunaan yang paling umum dari transformasi ini adalah mentransmisikan data digital melalui jaringan telepon umum. Jaringan telepon didesain untuk menerima, mengalihkan, dan mentransmisikan sinyal-sinyal analog dengan frekuensi suara sekitar 300-3400 MHz. Untuk saat ini, hal itu belum sesuai untuk menangani sinyal-sinyal digital dari lokasi pelanggan (meskipun hal ini mulai berubah). Dengan demikian, perangkat digital yang dipasang ke jaringan melalui sebuah modem (modulator-demodulator), yan mengubah data digital menjadi sinyal-sinyal analog, dan sebaliknya. Kita menyebutkan bahwa modulasi dipengaruhi satu atau lebih dari tuga karakteristik sinyal pembawa; amplitodo, frekuensi, dan fase. Jadi, terdapat tiga pengkodean dasar atau teknik modulasi untuk mengubah data digital menjadi sinyal-sinyal analog seperti; amplitudo shift keying (ASK), frequency shift keying (FSK), dan phase shift keying (PSK).
5.2.1 Amplitudo Shift Keying (ASK)
Teknik ASK digunakan untuk mentransmisikan data digital sepanjang serat optik. Untuk transmitter LED (light-emiting diode). Hal itu berarti satu elemen sinyal direpresentasikan oleh sebuah pulsa cahaya, sedangkan elemen sinyal lainnya direpresentasikan oleh tidak adanya cahaya.
5.2.2 Frequency Shift Keying (FSK)
Bentuk yang paling umum dari FSK adalah FSK biner (binary FSK-BFSK), di mana nilai dua biner direpresentasikan oleh dua frekuensi berbeda yang dekat dengan frekuensi pembawa. BFSK lebih rentan terhadap kesalahan dibandingkan ASK. Pada jalur kelas suara, BFSK umumnya digunakan hingg 1200 bps, BFSK juga umum digunakan untuk transmisi radio befrekuensi tinggi (3-30 MHz). Bahkan, BFSK juga dapat digunakan pada frekuensi yang lebih tinggi pada local area network yang menggunakan kabel koaksial. Sebuah sinyal yang lebih efisien bandwidth, tetapi juga lebih rentan terhadap kesalahan adalah multiple FSK (MFSK). Di mana, lebih dari dua frekuensi yang digunakan.
5.2.3 Phase Shift Keying (PSK)
Pada PSK, fase sinyal pembawa berpindah untuk mewakili data.
5.3 Data Analog, Sinyal-Sinyal Digital
Proses yang mengubah data analog ke data digital disebut dengan digitisasi. Ketika data analog telah dikonversi dalam data digital, sejumlah hal dapat terjadi. Tiga hal yang paling umum adalah :
5.3.1 Pulse Code Modulation
Pulse Code Modulation (PCM) didasarkan pada teori sampling berikut. Jika sebuah sinyal f (t) disampel pada interval waktu teratur pada kecepatan yang lebih tinggi dua kali dibandingkan dengan frekuensi sinyal tertinggi, maka sampel tersebut memuat segala informasi dari sinyal yang asli. Fungsi f (t) dapat direkontruksi dari sampel-sampel ini dengan penggunaan penyaring lolos-rendah (low-pass filter). Jika data suara dibatasi pada frekuensi di bawah 4000 Hz, prosedur lama dapat menjelaskannya, 8000 sampel per detik akan cukup mengkarakteristikan sinyal suara dengan lengkap. Patut dicatat bagaimanapun juga, bahwa sampel-sampel analog ini disebut sampel pulse amplitude modulation (PAM) atau modulasi amplitudo pulsa. Untu mengubah menjadi digital, masing-masing dari sampel analog ini harus ditandai dengan suatu kode biner.
5.3.2 Modulasi Delta
Berbagai teknik telah digunakan untuk meningkatkan kinerja PCM atau untuk mengurangi kerumitannya. Satu dari alternatif yang paling populer dari PCM adalah modulasi Delta (Delta modulation-DM). Dengan modulasi delta, sebuah input analog diaproksimasi dengan sebuah fungsi tangga yang bergerak naik turun dengan satu tingkat kuantitas δ pada masing-masing interval sampling (T).
5.4 Data Analog, Sinyal-Sinyal Digital
Terdapat dua alasan penting untuk modulasi analog ke sinyal digital :
Modulasi amplitudo (Amplitude Modulation-AM) adalah bentuk yang paling sederhana dari modulasi
5.4.2 Modulasi Sudut
Modulasi frekuensi atau freqency modulation (FM) dan modulasi fase atau phase modulation (PM) merupakan kasus spesial dari modulasi sudut.
Sebuah data digital adalah serangkaian pulsa tegangan diskrit, Masing-masing pulsa adalah sebuah elemen sinyal. Data biner ditransmisikan dengan mengkodekan setiap bit ke dalam elemen-elemen sinyal. Jika elemen-elemen sinyal semuanya memiliki tanda aljabar yang sama, yaitu positif atau negatif, maka sinyal tersebut adalah unipolar. Pada pensinyalan polar, satu kondisi logika direpresentasikan oleh tingkat tegangan positif, dan lainnya dengan dengan tingkat tegangan negatif. Pada kecepatan pensinyalan data, atau kecepatan data, dari sebuah sinyal adalah kecepatan dalam bit per detik, di mana data ditransmisikan. Durasi atau panjang bit adalah jumlah waktu yang diperlukan untuk transmitter memancarkan bit; untuk kecepatan data R, durasi bit adalah 1/R. Sebaliknya, kecepatan modulasi adalah kecepatan di mana tingkat sinyal diubah. Hal ini bergantung pada sifat alami pengkodean digital, seperti yang dijelaskan sebelumnya. Akhirnya, istilah yanda dan ruang, untuk alasan historis, mengacu pada digit biner 1 dan 0 secara berurutan. Tabel 5.1 meringkas istilah-istilah penting; hal ini seharusnya lebih jelas ketika melihat sebuah contoh berikutnya, di bagian ini.
| Istilah | Satuan | Definisi |
| Elemen data | Bit | Biner tunggal 1 atau 0 |
| Kecepatan data | Bit per detik | Kecepatan di mana elemen-elemen data ditransmisikan |
| Elemen sinyal | Digital; sebuah pulsa teganngan dari amplitudo konstanAnalog; sebuah pulsa dengan frekuensi, fase, dan amplitudo konstan | Bagian dari sinyal yang menggunakan interval terpendek dari kode pensinyalan |
| Kecepatan pensinyalan atau kecepatan modulasi | Elemen-elemen sinyal per detik | Kecepatan di mana elemen-elemen sinyal ditransmisikan |
Tabel 5.1 Istilah-istilah penting dalam transmisi data
Terdapat faktor lin yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja, dan itu adalah skema pengkodean. Skema pengkodean hanyalah sebuah pemetaan dari bit data ke elemen sinyal. Berbagai pendekatan telah dicoba. Apa yang mengikutinya, kita mendeskripsikan beberapa dari yang paling umum; mereka mendefinisikan dalam tabel 5.2.
|
Sebelum mendeskripsikan teknik-teknik ini, mari kita amati cara-cara berikut dari mengevaluasi dan membandingkan berbagai teknik.
- Spektrum sinyal
- Clocking
- Deteksi kesalahan
- Interferensi sinyal dan kerentanan noise
- Biaya dan kekompleksan
Teknik pengkodean sinyal digital :
- Nonreturn to Zero
- Biner Multitingkat
- Biphase
- Kecepatan Modulasi
Teknik-Teknik Scrambling
Meskipun teknik-teknik biphase telah mencapai penggunaan meluas dari aplikasi Local Area Network pada kecepatan data yang relatif tinggi (sampai 10 Mbps), mereka belum digunakan secara luas dalam aplikasi-aplikasi jarak jauh. Alasan utama untuk hal ini adalah mereka membutuhkan kecepatan pensinyalan tinggi relatif terhadap kecepatan data. Jenis ketidakefisienan ini lebih mahal dibandingkan aplikasi jarak jauh. Pendekatan lain adalah menggunakan beberapa jenis skema scrambling.
5.2 Data Digital, Sinyal-Sinyal Analog
Sekarang, kita beralih pada kasus pentransmisian data digital menggunakan sinyal-sinyal analog. Penggunaan yang paling umum dari transformasi ini adalah mentransmisikan data digital melalui jaringan telepon umum. Jaringan telepon didesain untuk menerima, mengalihkan, dan mentransmisikan sinyal-sinyal analog dengan frekuensi suara sekitar 300-3400 MHz. Untuk saat ini, hal itu belum sesuai untuk menangani sinyal-sinyal digital dari lokasi pelanggan (meskipun hal ini mulai berubah). Dengan demikian, perangkat digital yang dipasang ke jaringan melalui sebuah modem (modulator-demodulator), yan mengubah data digital menjadi sinyal-sinyal analog, dan sebaliknya. Kita menyebutkan bahwa modulasi dipengaruhi satu atau lebih dari tuga karakteristik sinyal pembawa; amplitodo, frekuensi, dan fase. Jadi, terdapat tiga pengkodean dasar atau teknik modulasi untuk mengubah data digital menjadi sinyal-sinyal analog seperti; amplitudo shift keying (ASK), frequency shift keying (FSK), dan phase shift keying (PSK).
5.2.1 Amplitudo Shift Keying (ASK)
Teknik ASK digunakan untuk mentransmisikan data digital sepanjang serat optik. Untuk transmitter LED (light-emiting diode). Hal itu berarti satu elemen sinyal direpresentasikan oleh sebuah pulsa cahaya, sedangkan elemen sinyal lainnya direpresentasikan oleh tidak adanya cahaya.
5.2.2 Frequency Shift Keying (FSK)
Bentuk yang paling umum dari FSK adalah FSK biner (binary FSK-BFSK), di mana nilai dua biner direpresentasikan oleh dua frekuensi berbeda yang dekat dengan frekuensi pembawa. BFSK lebih rentan terhadap kesalahan dibandingkan ASK. Pada jalur kelas suara, BFSK umumnya digunakan hingg 1200 bps, BFSK juga umum digunakan untuk transmisi radio befrekuensi tinggi (3-30 MHz). Bahkan, BFSK juga dapat digunakan pada frekuensi yang lebih tinggi pada local area network yang menggunakan kabel koaksial. Sebuah sinyal yang lebih efisien bandwidth, tetapi juga lebih rentan terhadap kesalahan adalah multiple FSK (MFSK). Di mana, lebih dari dua frekuensi yang digunakan.
5.2.3 Phase Shift Keying (PSK)
Pada PSK, fase sinyal pembawa berpindah untuk mewakili data.
- PSK Dua-Level
- PSK Empat-Level
- PSK Multi-Level
5.3 Data Analog, Sinyal-Sinyal Digital
Proses yang mengubah data analog ke data digital disebut dengan digitisasi. Ketika data analog telah dikonversi dalam data digital, sejumlah hal dapat terjadi. Tiga hal yang paling umum adalah :
- Data digital dapat ditransmisikan menggunakan NRZ-L.
- Data digital dapat dikodekan sebagai sebuah sinyal digital menggunakan sebuah kode yang berbeda dari NRZ-L. Dengan demikian dibutuhkan satu langkah tambahan
- Data digital dapat dikonversikan ke dalam sinyal analog, menggunakan satu dari teknik modulasi,
5.3.1 Pulse Code Modulation
Pulse Code Modulation (PCM) didasarkan pada teori sampling berikut. Jika sebuah sinyal f (t) disampel pada interval waktu teratur pada kecepatan yang lebih tinggi dua kali dibandingkan dengan frekuensi sinyal tertinggi, maka sampel tersebut memuat segala informasi dari sinyal yang asli. Fungsi f (t) dapat direkontruksi dari sampel-sampel ini dengan penggunaan penyaring lolos-rendah (low-pass filter). Jika data suara dibatasi pada frekuensi di bawah 4000 Hz, prosedur lama dapat menjelaskannya, 8000 sampel per detik akan cukup mengkarakteristikan sinyal suara dengan lengkap. Patut dicatat bagaimanapun juga, bahwa sampel-sampel analog ini disebut sampel pulse amplitude modulation (PAM) atau modulasi amplitudo pulsa. Untu mengubah menjadi digital, masing-masing dari sampel analog ini harus ditandai dengan suatu kode biner.
5.3.2 Modulasi Delta
Berbagai teknik telah digunakan untuk meningkatkan kinerja PCM atau untuk mengurangi kerumitannya. Satu dari alternatif yang paling populer dari PCM adalah modulasi Delta (Delta modulation-DM). Dengan modulasi delta, sebuah input analog diaproksimasi dengan sebuah fungsi tangga yang bergerak naik turun dengan satu tingkat kuantitas δ pada masing-masing interval sampling (T).
5.4 Data Analog, Sinyal-Sinyal Digital
Terdapat dua alasan penting untuk modulasi analog ke sinyal digital :
- Frekuensi yang lebih tinggi dibutuhkan untuk transmisi yang efektif. Untuk transmisi tak terkendali, secara maya tidak mungkin mentransmisikan sinyal baseband karena antena-antena yang dibutuhkan harus memiliki diameter berkilo-kilo meter.
- Modulasi memperbolehkan frequency divosion multiflexing.
Modulasi amplitudo (Amplitude Modulation-AM) adalah bentuk yang paling sederhana dari modulasi
5.4.2 Modulasi Sudut
Modulasi frekuensi atau freqency modulation (FM) dan modulasi fase atau phase modulation (PM) merupakan kasus spesial dari modulasi sudut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar